![]() |
Himpunan Mahasiswa Toba Samosir (Hima-Tobasa), saat melakukan orasi. (Foto : Frengki Silitonga) |
Hal itu disampaikan kelompok mahasiswa yang berjumlah puluhan itu, saat melakukan orasi di depan Kantor Polda Sumut, Selasa (21/6/2016). Mereka melakukan unjuk rasa terkait penangkapan hingga kematian Andi Pangaribuan, Jumat (6/11/2015) silam.
"Kami meminta Polda Sumut mencopot Kapolres Tobasa Jidin Siagian," ucap Irvan disambut mahasiswa lainnya.
Hima-Tobasa melalui kordinator aksi, Irvan Sanagiro Silalahi, menjelaskan peristiwa ini diawali dari tertangkapnya Andi Pangaribuan, setelah ada penggeledahan dari pihak kepolisian Polres Tobasa tanpa adanya surat penggeledahan dari instansi tersebut. Setelah dilakukan penggeledahan, Andi pangaribuan dibawa ke Polsek Silaen.
“Jelas ini sebenarnya telah menyalahi standar operasi prosedur (SOP). Namun tindakan tersebut tetap dibenarkan oleh oknum tersebut,” kata mereka.
Selanjutnya, Jumat (6/11/2015), Andi Pangaribuan ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri di dalam sel tahanan. Namun, setelah diperiksa dan diamati pihak keluarga korban, didapati banyak kejanggalan seperti adanya luka lebam hitam pada mata kanan dan kiri, bibir pecah dan luka memar pada punggung.
“Hal ini membuktikan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pihak polres Tobasa dalam pemeriksaan yang dilakukan. Kalau beberapa hari ini belum ada jawaban dari Poldasu, kami akan melakukan aksi yang lebih besar dari sini, dan apabila tidak ditangkap dan dicopot Kapolres, kami akan membawa ini ke mabes Polri dan ke komnas HAM,” ungkap Irvan.
Berikut Video Aksi Demo Hima-Tobasa selengkapnya:
Sementara, perwakilan Humas Poldasu Kompol Jhony Siahaan mengatakan tidak akan tinggal diam dalam kematian Andi Pangaribuan. “Kami akan memproses dan akan periksa,” tuturnya.(frengki/hetanews)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar Anda Disini :