Menurut Mardiaz, persoalan bermula saat anggotanya yang bertugas di Polsekta Medan Area itu melakukan pengaturan pos padat lalu lintas di tengah jalan dekat Bloody Net.
"Setelah mengatur lalin, anggota tadi melihat salah satu warnet di mana banyak sekali yang main game online. Sehingga, ketika anggota tadi masuk ke warnet, ia pun memberikan imbauan kepada anak sekolah tadi untuk segera masuk sekolah," ungkap Mardiaz di Polresta Medan, Jumat (5/8/2016).
Baca: "Polisi Koboi" di Warnet, Kapolsek Medan Area: Saya Belum Dapat Namanya
Menurut Mardiaz, saat anggotanya tadi memberikan imbauan, siswa dimaksud tidak menghiraukannya. Begitupula dengan operator warnet yang sibuk bermain komputer di dekat pintu masuk.
"Karena Aiptu JMS tadi diacuhkan, sehingga terjadilah penganiayaan. Sebenarnya, maksud dan tujuan anggota kami cukup mulia," kata Mardiaz.
Ia menjelaskan, niat Aiptu JMS hanya ingin meminta siswa sekolah itu kembali belajar di sekolahnya. Apalagi, kata Mardiaz, sangat sedikit orang yang perduli dengan pendidikan.
"Seperti yang kita ketahui bersama, warnet merupakan lokasi yang rawan tindak pidana pornografi, judi online. Bahkan, warnet merupakan tempat mangkal pelaku begal, baik itu sebelum ataupun sesudah beraksi," ujar Mardiaz.
Sebelumnya, aksi penganiayaan Aiptu JMS terhadap operator warnet Bloody Net bernama Fauzan terekam kamera CCTV.
Rekaman itu menyebar di dunia maya sehingga membuat heboh para netizen yang melihatnya.(tribunmedan)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar Anda Disini :