![]() |
Kebakaran hebat di Plaza Aksara Medan, benarkah gedung sengaja dibakar karena konflik kepemilikan? |
Menurut sumber Tribun pasar Aksara diduga sengaja dibakar, pasalnya kepemilikan gedung itu masih bersengketa.
Tak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, namun kerugian ditaksir bernilai puluhan miliar rupiah.
Indikasi terdapat faktor kesengajaan itu diungkapkan para pedagang, "Petugas lambat. Ini sengaja dibakar. Mau diremajakan," kata seorang pedagang kepada petugas keamanan.
Bahkan seharusnya kebakaran itu dapat dipadamkan saat kondisi api masih kecil, namun entah kenapa api yang diduga berasal dari korsleting kulkas terus membesar, tanpa bisa dipadamkan.
Tonton video saat api melahap gedung Plaza Aksara di sini:
Api diduga muncul dar warung di lantai dua Pasar Aksara. Api diduga memercik ke dinding warung. Sejumlah pedagang baju sempat berusaha membantu melakukan pemadaman.
Tapi, karena angin kencang, api pun merembet ke toko lain. "Saya kebetulan sebelum kejadian lagi ada di toko. Api pertama kali muncul dari warungnya Pak Eben," kata Armanto, pedagang baju yang saat ditemui tampak berdiri memandangi api yang mulai berkobar di lantai dua gedung Pasar Aksara.
Ia dan beberapa pedagang sempat menyiramkan air mineral galon ke arah sumber api. Tapi sayang, percikan api semakin membesar sehingga ratusan pedagang kain takut. "Di lantai dua ini banyak pedagang baju, kain dan toko emas. Saat kejadian, asap sudah mulai mengepul sehingga kami tidak bisa bernapas," ujar pria bertubuh kurus ini.
Sulit bernapas lantaran kepulan asap, Armanto dan pedagang lainnya berusaha menyelamatkan diri. Ia lari ke lantai dasar sembari membawa barang seadanya dari lantai dua.
"Sudah sesak sekali saat kejadian itu. Saya dan teman-teman enggak bisa napas," ungkap Armanto. Usai berbincang dengan Tribun, Armanto menemui rekan-rekannya sesama pedagang.
Mereka mengaku pasrah atas kejadian ini. Namun, pedagang lainnya yang memiliki toko di lantai dua Pasar Aksara tampak menangis sejadi-jadinya. Mereka menuding petugas pemadam kebakaran lamban menjinakkan si jago merah. "Pak, jangan duduk aja kalian. Kalian tengoklah tokoku itu, habislah udah Pak," kata perempuan berambut ikal. Perempuan bercelana pendek cokelat tersebut enggan menyebutkan namanya.
Namun, ia mengatakan, seharusnya api sudah bisa dipadamkan sejak pertama kali api muncul di lantai dua. Menurutnya, petugas pemadam kebakaran terkesan enggan bergerak cepat. "Tolonglah Pak. Kalian tengok itu. Habislah semua daganganku. Ya, Tuhan, kok diam aja kalian," katanya.
Tidak hanya itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan Benny Sihotang sudah dua kali diperiksa Direktorat Kriminal Khusus Polda Sumut. Ia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengelolaan Aksara Plaza (Ramayana Aksara).
Detailnya, Benny diperiksa terkait dengan penyalahgunaan wewenang, yang merugikan negara, mengenai habisnya kontrak kerja sama alias adendum Pemko Medan dengan PT Aksara Jaya Indah (pengelola Aksara Plaza). Adendum tersebut berakhir 2011.
"Saya dua kali diperiksa sebagai saksi di Tipikor Polda Sumut. Pemeriksaan pertama belum tuntas, karena mati lampu (listrik padam). Kemudian pemeriksaan kedua sebelum Lebaran kemarin atau tiga hari setelah pemeriksaan pertama," ujarnya saat dihubungi, Selasa (12/7).(tribunmedan)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar Anda Disini :